Tidak sedikit para konsumen properti yang keliru saat mengajukan KPR atau Kredit Pemilikan Rumah. Kesalahan tersebut dilakukan karena sebagian besar para pemohon KPR tidak memahami pinjaman KPR khususnya dalam pembelian rumah. Agar kesalahan tersebut tidak Anda alami, ada baiknya Anda membaca informasi penting tentang sejumlah kesalahan saat mengajukan KPR
Situasi permasalahan ini adalah yang paling sering terjadi. Sudah menjadi fakta umum bahwa bank akan lebih memprioritaskan pemohon yang kondisi keuangan yang stabil. Asumsi lainnya, bank menilai pemohon yang memiliki kondisi keuangan defisit adalah yang sedang berhutang banyak hingga bangkrut. Faktor ini yang menjadikan peminjaman KPR ditolak oleh Bank.
Umumnya, pemohon KPR pasti mengajukan KPR pada satu bank yang dikehendaki. Masalah terjadi ketika pengajuan KPR mereka ditolak oleh pihak bank, pihak pemohon akan merasakan tekanan dan kesedihan karena penolakan tersebut.
Faktanya, setiap pengembang properti pasti memberikan berbagai macam opsi rekanan bank dalam proyeknya. Maka dari itu, Anda harus mengajukan rencana pembelian rumah secara kredit di lebih dari satu bank. Tujuannya adalah jika bank pertama yang Anda pilih menolak aplikasi Anda, Anda masih memiliki harapan di bank lain. Dengan mengajukan KPR dari lebih dari satu bank, Anda dianggap serius membeli rumah secara kredit.
Orang awam pasti akan memilih tenor (waktu pelunasan kredit) dengan jangka waktu panjang. Biasanya sekitar 10 hingga 15 tahun. Faktanya, jika Anda memilih jangka waktu pelunasan yang pendek, keuntungan Anda akan jauh lebih tinggi, karena pihak bank tidak akan mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga properti saat itu. Hal ini juga berkaitan dengan harga cicilan, biasanya harga cicilan per bulan dari tenor yang lebih cepat akan lebih murah dibandingkan Anda harus mencicilnya dalam jangka waktu yang lebih lama.
Strategi ini tidak benar. Bank tidak peduli dengan pengeluaran Anda. Apa yang dilihat bank adalah saldo/uang tunai di rekening Anda. Jika saldo tabungan Anda kecil, penilaian bank terhadap kemampuan keuangan Anda akan lebih rendah. Pendekatan yang benar adalah dengan menyetorkan semua pendapatan Anda ke bank, dan kemudian Anda dapat menggunakan persentase tabungan ini untuk membayar pengeluaran Anda. Sangat penting bagi Anda untuk melakukan penilaian tingkat tinggi terhadap kemampuan keuangan Anda di depan bank.